Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Inda. Saya salah satu pelajar indonesia yang bisa dibilang pernah mengecap pendidikan di UniSa salah satu kampus yang terletak di kota indah di australia selatan, Adelaide. Jenjang pendidikan yang saya ambil adalah pendidikan master di bidang perhotelan internasional. Saat ini saya sedang menunggu wisuda saya yang insya allah akan diselenggarakan bulan agustus 2016.

Setelah hampir tiga tahun menetap di kota ini, akhirnya tiba saatnya saya, suami dan putra pertama saya harus kembali ke tanah air. Tapi rasanya kurang ‘afdhol’ kalau belum berbagi cerita tentang belajar di kampus ini yang mungkin bisa berguna untuk rekan-rekan baik pelajar yang ingin belajar di Australia Selatan maupun publik yang ingin tahu tentang hidup di kota Adelaide.

Sebagai informasi, Saya mengambil program pendidikan master by coursework yang diselenggarakan atas kerjasama dua universitas Unisa dan Le Cordon Blue, Adelaide. Di UniSa Kampus tempat saya kuliah adalah di city west kampus yang mana terletak di bagian barat pusat kota adelaide. Singkat cerita, saya memulai pendidikan saya di tahun 2013 dimana saya masih berstatus ‘single’ (but not available of course😅) dan saat ini sudah berstatus menikah dengan mantan pacar sewaktu SMA yang juga berkuliah di UniSa dan baru saja dikaruniai seorang putra yang kebetulan lahir pada saat saya dan suami sedang menyelesaikan studi.

Begitu banyak moment yang bisa di ceritakan namun akan saya rangkum kedalam tiga bagian dimana saya akan bercerita tentang kuliah di UniSa saat masih ‘single’, menikah dan memiliki  seorang anak.

Saat masih ‘single’, kewajiban saya saat itu hanya seputar bagaimana memikirkan studi agar bisa mendapat nilai bagus dan bisa mempertahankan IPK atau CGPA. Kalau merasa sedikit jenuh dengan aktifitas kuliah, saya biasanya “refreshing” dengan ikut beberapa kegiatan kampus seperti volunteering di acara penerimaan mahasiswa baru atau ikut kegiatan mahasiswa indonesia seperti gathering mahasiswa baru bersama ppi unisa. Selain itu, mahasiswa juga bisa ikut beberapa grup non profit yg di bentuk oleh masyarakat indonesia di adelaide.  Kebetulan karena ada pengalaman menarikan tarian saman saat masih s1, saya memutuskan untuk masuk sebagai anggota grup kesenian “rindang saman adelaide” yang mana merupakan grup kesenian yang beranggotakan mahasiswa dan warga umum yang memiliki visi untuk mempromosikan tarian saman di berbagai acara kesenian di australia selatan. Selain rindang saman, ada beberapa grup non profit lainnya yang bisa di ikuti seperti MIIAS, KIA, Markiwes, AIYA, dan masih banyak lagi.

Mengenai biaya hidup dan tempat tinggal, harus di akui tinggal di kota adelaide untuk para pelajar yang berstatus single bisa dibilang cukup terjangkau dan flexible. Selain harganya yang terjangkau dibanding kota besar lainnya di Australia, Pilihan tempat tinggal pun beragam mulai dari tinggal di private student apartments seperti unihouse, unilodge, bradford lodge, uv apartment, urbanest sampai dengan homestay dan private shared acommodation. Saya sendiri saat itu tinggal bersama salah seorang mahasiswa indonesia di salah satu private student apartment yang terletak dekat dengan universitas adelaide.

Jika ingin mendapat info lebih jauh tentang tempat tinggal, bisa mencari akomodasi di UniSa database accomodation atau menghubungi accomodation officer di setiap kampus UniSa. Facebook group Rombengan Adelaide juga bisa digunakan sebagai salah satu alternatif database untuk mencari akomodasi.

Saat suami memutuskan untuk ikut belajar bersama di adelaide, fokus utama pun berubah. Setelah menikah saya memutuskan untuk tinggal agak jauh dari kota dan menyewa unit dua kamar yang lokasinya di luar CBD area. Info tentang unit ini saya dapatkan dari rental database di australia iaitu realestate.com.au dan domain.com.au
Hal ini diputuskan karena akomodasi unit di daerah kota cukup mahal untuk ukuran ‘kantong mahasiswa’. Selain itu student apartment biasanya lebih menargetkan pelajar yang notabene masih single atau belum memiliki dependant.

Karena tinggal agak jauh dari kota, maka saya dan suami harus berfikir tentang transportasi yang digunakan.  Suami menyarankan untuk menggunakan sepeda karena jarak kampus dan unit kami yang tidak terlalu jauh. Selain itu, fasilitas untuk pesepeda juga cukup mumpuni.
Selain sepeda, kami juga sering menggunakan metro card student pass yang bisa dipakai untuk berbagai jenis transportasi dari kereta, bus maupun tram. Kami juga akhirnya memutuskan untuk membeli mobil bekas untuk keperluan pekerjaan. Kami membeli mobil bekas dari teman pelajar indonesia yang kebetulan akan back for good saat itu. Sebagai informasi, hal yang harus di perhatikan dalam membeli kendaraan adalah surat2 yang lengkap seperti rego atau tanda bukti pembayaran pajak dan asuransi kendaraan.

Setelah dua tahun berlalu, akhirnya saya dinyatakan positif hamil. Sempat sedikit khawatir karena saat itu saya masih harus menyelesaikan placement program saya dan tugas akhir. Begitu pula juga suami. Namun akhirnya semua proses itu dijalani dengan lancar. Sebagai informasi, untuk para pelajar yang sudah menikah atau berkeluarga dan akan membawa salah satu keluarganya untuk tinggal di Adelaide, ada baiknya untuk mencari health insurance cover yang sesuai agar semua hal yang menyangkut dengan biaya kesehatan dapat di cover oleh asuransi.

Inda Dwi Mutia
Master of hospitality management
Joint Program Le Cordon Bleu Adelaide & UniSa